Ini Kesaksian Warga Tionghoa Hadiri Kampanye Akbar di JIS

Ini Kesaksian Warga Tionghoa Hadiri Kampanye Akbar di JIS
Foto: Tangkapan Layar


Begitu besar semangatnya sehingga rela menempuh jarak sejauh 3 kilometer dengan berjalan kaki untuk sampai ke JIS.#aminkanindonesia

MEDAN | KBA – Sampai hari ini kampanye akbar pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di Jakarta International Stadium (JIS) pada 10 Februari 2024 lalu menuai beragam komentar. Kesan maupun kritik para netizen di media sosial terus bergulir. Seperti tampak dalam video yang beredar di jejaring sosial TikTok, seorang pria warga Tionghoa menceritakan pengalamannya mengikuti kampanye akbar di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebut.

Dalam video masih terlihat wajah letih pria Tionghoa tersebut. Dia pun menceritakan bagaimana pengalamannya hingga sampai ke stadion megah yang dibangun pada masa Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Begitu besar semangatnya sehingga rela menempuh jarak sejauh 3 kilometer dengan berjalan kaki untuk sampai ke JIS, disebabkan jalan sudah berubah menjadi lautan manusia yang datang dari dalam dan luar kota Jakarta.

Banyak asumsi yang beredar di masyarakat bahwa yang datang ke JIS hanya massa bayaran dan hanya memihak kepada satu golongan atau kaum saja. Semua asumsi itu dibantah  oleh pria Tionghoa tersebut, berikut pernyataannya dalam video yang beredar viral:

“Pala lu peyang, gua datang aja gua modal sendiri. Gua carter Grab karena gua pikir kalau gua bawa mobil sendiri gua gak pulang, kena macet. Gua tadi ketemu banyak Tionghoa di sana, dan gua sendiri Tionghoa gua datang sengaja. Begitu paginya Imlek-an gua datang ke situ. Karena apa gua mau mengasih lihat gitu loh ke masyarakat kalau pendukung Anies itu bukan seperti yang kalian katakan. Banyak kok orang-orang Tionghoa yang ingin perubahan. Banyak kok orang-orang di luar muslim yang ingin perubahan.

Orang jenuh ngeliat hukum dimainin, orang jenuh lihat koruptor itu bersatu di satu tempat. Orang jenuh lihat orang yang tiap pemilu muka dia lagi muka dia lagi. Tapi bahasanya selalu saya gak gila kekuasaan. Tapi masih pakai jabatan sebagai menteri, kampanye. Lucu kan..? 2019 gua di kubu sebelah itu. Teman-teman di kubu itu pasti kenal kok.

Gua cuma mau bilang gini, sudahlah cukuplah bercandanya gitu loh 2024 Indonesia butuh perubahan. Kalau mau mencapai Indonesia emas kita harus perubahan. Bukannya KB (keluarga berkuasa). Elu lagi…elu lagi… Di kartu pemilih foto elu lagi… foto elu lagi. Emang boleh sesering itu, emang boleh se-nafsu itu bertahun-tahun, berkali-kali pingin berkuasa. Sampai sekarang, semua yang gua ketahui mereka adalah koruptor di tanah Papua bergabung di kubu itu.

Buat siapa pun juga yang waras gunakan akal pikiran kalian itu. Mau ke 01 saya akan sambut kalian dengan hangat, mau ke 03 monggo asal bukan ke 02. 2019 gua di 02 jadi gua hapal benar. Okay selamat malam…,” ujarnya.(kba)

3 Komentar

  1. Boleh saja berpendapat.... Pilihan sesuai hati nurani tapi menurut hemat saya tidak perlu menjatuhkan orang lain jika kita mau naik. Silahkan yg lain juga ada pendapat. Semangat menjaga pemilu.... Tiong hua pemecah belah
    Hari2.... Yg penting itu bukan pendukung tapi presiden nya tidak ada jejak korupsinya

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama